Fi'il Muta'addi dan Lazim Dalam Alfiyah Ibnu Malik

Fi'il Muta'addi dan Lazim Dalam Alfiyah Ibnu Malik - Hallo sahabat Web Jawa, Software yang akan kamu download secara gratis full version kali ini adalah Fi'il Muta'addi dan Lazim Dalam Alfiyah Ibnu Malik, kami telah mempersiapkan software ini dengan baik untuk kamu unduh dan instal di pc komputer \ laptop. Software ini mempunyai kategori Ilmu Nahwu, dan masih banyak lagi. baiklah, kamu juga bisa mendownload software full version lainnya di bawah ini.

Judul : Fi'il Muta'addi dan Lazim Dalam Alfiyah Ibnu Malik
link : Fi'il Muta'addi dan Lazim Dalam Alfiyah Ibnu Malik

Baca juga


Software Download: Fi'il Muta'addi dan Lazim Dalam Alfiyah Ibnu Malik

Penjelasan Fi'il muta'addi dan fi'il lazim di sertakan juga contohnya berdasarkan nadhom alfiyah ibnu malik. 

تعدّى الفعلُ و لزومُه
Fi'il itu ada dua, yaitu fi'il muta'addi dan fi'il lazim. Fi'il muta'addi adalah fi'il yang dapat bersambung dengan mafulnya tanpa pelantaran huruf jer. (contoh  ضربت زيدا) Sedangkan fi'il lazim adalah fi'il yang tidak dapat terhubung dengan mafulnya.   (Contoh  جلس زيد)  atau dapat bersambung dengan mafulnya dengan pelantaran huruf jer. (Contoh ذهب الله بنورهم)

علامة العفل المعدي ان تصل # ها غير مصدر به نحو عمل
Alamat atau tanda fi'il muta'addi adalah dapat bertemunya fi'il dengan ha' dhomir yang kembali pada selain masdarnya. maka apabila ada fi'il dapat bertemu dengan ha' yang dapat mikian itu, disebut fi'il muta'addi seperti lafadz  amila ( عمل) .

Lafadz amila, ini dapat dikatakan sebagai fi'il muta'addi, sebab dapat bertemu dengan dhomir yang kembali pada lafadz yang bukan pada masder dari lafadz amila. Lalu di baca الخير عمله زيد.

Kecuali jika ha' yang bertemu denga  fi'il tersebut kembali pada masder dari fiil itu. Maka ha' ini tidak dapat menjadi alamat fi'il muta'addi. Karenan ha' semacam itu ini bisa bertemu dengan fi'il lazim.  Contoh  الضرب ضربه زيد

فالنصب به مفعوله ان لم ينب # عن فاعل نحو تدبّرت الكتب

Fi'il muta'addi itu dapat menasobkan maful bih, apabila maful bih itu tidak menjadi naibul fail. Contoh تَدَبَّرْتُ الكُتُبَ.  Namun apabila maful bih tersebut menjadi naibul fail, maka harus di baca tofa' seperti yg telah di jelaskan dalam bab naibul fail.

Kunjungi Juga :



ولازم غير المعدي وحتم # لزوم افعال السجايا كنهم

Fi'il yang tidak mutaaddi itu di sebut fi'il lazim, adapun macam macam fi'il lazim adalah
1. Yang pertama. Fi'il yang berma'na sijiyah (watak) yaitu fi'il yang berma'na watak yang selalu melekat pada fa'ilnya, seperti lafadz nahima (نهم) yang artinya banyak makan. Contoh lain lafadz : طال، قبح،  قصر،  حسن

كذا افعللّ والمضاهى اقعنسسا # و ما اقتضى نظافة او دنسا
او عرضا او طاوع المعدى  #  لواحد كمدّه فامتدّا
2. Yang kedua, yang di sebut fi'il lazim adalah fi'il yang ikut wazan if_alalla (افعللّ), wazan if-anlala (افعنلل)  dan wazan if-anla (افعنلى). Termasuk juga juga fi'il yang berma'na bersih, dan kotor. Contoh : طهر و نجس (tohuro dan najusa).

3. Maksud dari lafadz او عرضا pada nadhom di atas Adalah fi'il yg berma'na sifat yang tidak tetap pada fa'ilnya.  Contoh : مرض yang artinya sakit  "seseorang (fail) tidak selalu sakit"  dan contoh lainya yang sejenis, semisal فرح yang artinya bahagia. Juga حزن yang artinya sedih.

4. Termasuk juga fi'il yang menjadi muthowaah nya fi'il yang muta'addi pada maful satu, contoh: مدّ زيد الحبل فإمتدّ madda zaidul al-hubla, famtadda.

( apabila fi'il yang di muthowaahi itu muta'addi pada maful dua, maka fi'il yang memuthowaai itu muta'addi pada maful satu.)

Pengertian muthowaah.
Muthowaah menurut ulama' nahwu adalah ( قبول فاعل فعل آثر فاعل فعل آخر)  yang artinya penerimaan fa'ilnya fi'il lazim kepada hasil pekerjaan failnya fiil muta'addi.

وعدّ لازما بحرف جرّ  #  وان حذف فالنصب للمنجرّ
نقلا وفى انّ وان يطرد  #  مع امن لبس كعجبت ان يدوا

Fi'il lazim itu bisa di muta'addikan dengan hutuf jer contoh dzahabtu bi zaidin ذهبت بزيد. Bermakna adzhabtu zaidan. اذهبت زيدا. Dan contoh sejenisnya.

Huruf jer yang di buat alat ta'diyah itu berbeda - beda. Kadang memakai huruf jer fi atau ba' atau ala, atau lainya menurut perbeda'an ma'na dari fi'il yang di muta'addikan.

Fi'il lazim juga bisa di muta'addikan dengan hamzah, contoh lafadz akromtu zaidan, اكرمت زيدا  asalnya karuma zaidun كرم زيد.

Juga fi'il lazim bisa di muta'addikan dengan tadif atau tasydid.  Contoh farrohtu zaidan فرّحت زيدا. Asalnya fariha zaidun فرح زيد.

Lantas mengapa syakh ibnu malik di dalam nadhomnya hanya menyebutkan alat ta'diyah hanya dengan huruf jer.? Dan tidak menyebutkan hamzah dan tasydid.?

Sebab kalimat fi'il yang memakai hamzah dan yang memakai tasydid, dalam artian mengikuti wazan af_ala dan fa'ala افعل و فعّل itu sudah berupa fi'il muta'addi.

Berbeda dengan kalimat fi'il yang memakai huruf jer, itu masih berbentuk fi'il lazim..

Maksud dari nadhom وان حذف فالنصب للمنجرّ الى قوله نقلا 
Fi'il lazim yang di muta'addikan dengan huruf jer itu ada kalanya huruf jernya di buang, lalu isim yang di jerkan tersebut di baca nashob. Dimikian ini khusus pada simaai buak fi'il yang qiyasi.


Contoh nashohtu zaidan نصحت زيدا aslinya nasohtu lizaidin نصحت لزيد dan contoh yg semialnya.  

Namun terkadang ada juga isimnya tersebut tetap di baca jer, namun di hukumi syadz. Seperti contoh.. 
..................  # اَشَارَتْ كُلَيْبٍ بِالَاكُفِّ الاَصَابِعِ
اى اشارت الى كليب
Yang di maksud dengan perkataan انَّ و انْ dalam dahom di atas adalah.

Jikalau huruf jer yang menjadi alat takdiyah itu masuk kepada anna dan an ( انّ و ان ) maka berlakunya kebanyakan di bunag, secara qiyas. 

Namun hal tersebut terjadi jika tidak ada hal yang serupa. Contoh عجبت ان يدوا asalnya عجبت من ان يدوا. Dan contoh : شهد الله أنه لا إله إلا الله asalnya شهد الله بانه لا إله إلا الله.

Namu  apabila terdapat kesamaan seperti contoh رغبت في ان ترجع dan رغبت عن ان ترجع. Tidak boleh di baca رغبت ان ترجع، karena lafadz roghiba رغب jika di mutaaddikan dengan huruf jer fi في  berma'na senang. 

Sedangkan jika di mutaaddikan dengan huruf jer ann عن maka bermakna tidak suka, atau benci. Oleh karena itu, Huruf jernya tidak boleh di buang.

والاصل سبق فاعل معنى كمن  #  من البسن من زاركم نسج اليمن
Dalam bait di atas menjelaskan beberapa cara menyusun maful. Maful itu ada yang asalnya dari mubtada' dan khobar seperti dalam bab dhonna ظنّ contohnya ظننت زيدا قائما dalam kasus ini harus mendahulukan lafadz zaidan زيدا. Sebab asalnya lafadz zaidan tersebut menjadi mubtada'.


Dan ada juga maful yang bukan berasal dari mubtada' dan khobar. Seperti dalam bab اعطى و كسا ( a'tho dan kasa) contoh. اعطيت زيدا درهما dan كسوت زيدا جبة.

Kemudian jikalau ada fi'il muta'addi maful dua yang mana, maful dua tersebut bukan dari mubtada' dan khobar. Maka menurut asal penyusunan nya, yang harus di dahulukan adalah maful yang menjadi fa'il secara ma'na.

Contoh كسوت زيدا جبة. Lafadz zaidan dalam contoh tersebut di dahulukan, sebab lafadz zaidan secara ma'na menjadi fa'il. 

" karena memang zaid yang memakai jubah. Bukan jubah yang memakai zaid "
Dan juga contoh yg terdapat dalam nadhom   من البسن من زاركم نسج اليمن. Sebab Lafadz man yang menjadi maful namun menjadi fail secara ma'na

ويلزم الاصل لموجب عرى  #  وترك ذاك الاصل حتما قد يرى
Bila terdapat qorenah atau indikasi yang mewajibkan menetapi keasalan di dalam susunan maful 2 ( mendahulukan maful yang menjadi fa'il secara ma'na)  bukan asal dari mubtada' khobar

Maka harus kembali pada asalnya itu, yaitu. 

Mendahulukan maful yang menjadi fail secara ma'na. Qorenah atau indikasi tersebut terjadi seperti contoh : اعطيت زيدا عمرا

Lafadz zaidan dan umar dalam contoh tersebut sama sama bisa di jadikan fa'il secara ma'na. Maka yang harua di letakkan di awal adalah maful yang menjadi fa'il secara ma'na.

Atau maful yang tidak menjadi fa'il secara ma'na di ringkas. Menjadi lafadz ما اعطيت زيدا الا درهما
Lafadz dirhaman adal maful yang di makhsur atau di ringkas dan harus di akhirkan. Maka lafadz zaidan harus di dahulukan sebab menjadi fa' il fil ma'na Atau maful yang pertama berupa isim dohir dan maful yang kedua berupa dhomir muttasil. Contoh اعطيتك درهما

Maka maful pertama tersebut menjadi fail fil ma'na.

Maksud dari nadhom ( وترك ذاك الاصل الخ )
Terkadang hukum asal wajib di tinggalkan, maka maful yang menjadi fail fil ma'na harus di akhirkan sebagaimana ketika maful yang menjadi fail fil ma'na di ringkas. Cintoh :
ما اعطيت الدرهام الا زيدا

Atau maful yang menjadi fail fil ma'na mudof pada domir yang kembali pada maful yang bukan menjadi fail fil ma'na contoh 
اسكنت الدار بانيها

وحذف فضلة اجز ان لم يضر  #  كحذف ما سيق جوابا او حصر
Membuang maful fudlah itu di perbolehkan. Karena ada sebab tertentu. Seperti merasa jijik menyebutkan ma'mul itu, seperti perkataannya siti aisyah r.a ( ma ro-aitu minhu wa ma ro-a minni)ما رأيت منه و ما رأنى


yang asalnya berupa lafadz, ma ro-aitu al-aurota minhu ( مارايت العورة منه)Atau. Tidak disebutkan karena agar kalam tersebut tidak panjang (di ringkas). Contohnya فان لم تفعلوا ولن تفعلوا yang asalnya


ويحذف الناصبها ان علما  #  وقد يكون حذفه ملتزما




Cara Instal Software Fi'il Muta'addi dan Lazim Dalam Alfiyah Ibnu Malik

Yang terakhir kita akan membahas cara instal Fi'il Muta'addi dan Lazim Dalam Alfiyah Ibnu Malik pada PC maupun Laptop kamu dengan mudah, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk kamu semua. baiklah, untuk menemukan caranya ikuti tautan dibawah ini.

Cara mudah menginstal software Fi'il Muta'addi dan Lazim Dalam Alfiyah Ibnu Malik dengan alamat link Unduhan31: Fi'il Muta'addi dan Lazim Dalam Alfiyah Ibnu Malik.

Comments